Saturday, April 24, 2010
KELADI TIKUS, menurut buku-buku referensi pengobatan herbal di Cina, Taiwan, dll disebut Tu Ban Xia, atau Tian Yu atau Laoshu Yu. Nama daerah-nya: bira kecil, daun panta susu, kalamayong, ileus, ki babi, trenggiling mentik.
KELADI TIKUS merupakan tanaman semak sejenis talas dengan tinggi 25 cm -30 cm, hidup pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Tanaman KELADI TIKUS ini rasanya pahit dan sedikit beracun. Bagi para petani di Asia Timur, tanaman KELADI TIKUS ini sudah tidak asing lagi. Ketika para penduduk desa menderita bisul atau problem kulit lainnya akibat racun, maka ampas tanaman yang ditumbuk langsung diaplikasikan ke bidang tubuh yang luka. Hasilnya: nanah keluar dan bengkak berkurang.
Ketika sari tanaman KELADI TIKUS diminum, berkasiat untuk membersihkan racun dalam tubuh, melancarkan berkemih dan secara umum membersihkan sistem pencernaan. Selain itu, ia juga dapat meningkatkan nafsu makan dan vitalitas bagi orang yang cepat lelah.
Tanaman semak sejenis talas ini tingginya hanya 25 cm -30 cm. Ia menyukai tempat lembab & tidak terkena matahari langsung pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya berbentuk bulat dengan ujung meruncing seperti jantung, muncul dari umbi dan berwarna hijau segar. Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih mirip dengan ekor tikus, dari sinilah nama keladi-tikus diberikan.
PENELITIAN TERKAIT KELADI TIKUS
KELADI TIKUS telah lama diteliti oleh para ahli dari berbagai negara.
Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia sudah lama meneliti tanaman ini, hasilnya ekstrak dari akar KELADI TIKUS efektif untuk kanker prostat.
Riset yang dilakukan oleh Chee Yan Choo dari Sekolah Farmasi Universitas Sains Malaysia. Chee menguji ekstrak umbi dan daun KELADI TIKUS terhadap aktivitas sitotoksik pada sel leukemia P388. Pada riset tersebut, untuk menghambat 50% sel kanker, Cuma diperlukan 6,0 礸/ml ekstrak kloroform umbi KELADI TIKUS.
Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat Universitas Sains Malaysia menemukan senyawa antikanker dalam KELADI TIKUS bernama fitol. Fitol melawan sel kanker dengan dua cara, yaitu: dengan cara antiproliferasi spesifik dan kedua dengan cara menginduksi apoptosis (bunuh diri).
Di Indonesia sendiri sudah banyak penelitian dilakukan atas tanaman ini. Beberapa penelitian yang telah dimuat dalam majalah Trubus no 475/Edisi Juni 2009/XL, antara lain penelitian tentang efektivitas KELADI TIKUS menghambat sel kanker payudara MCF-7 oleh Lucie Widowati ?periset di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Depkes.
Selain itu Dr. Dyah Iswantini, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB juga menemukan bahwa ekstrak KELADI TIKUS dengan air demineralisasi menghambat 76,10% enzim tirosin (enzim yang diduga sebagai promotor perkembangan kanker).
Tak kalah menarik adalah hasil penelitian dari Peni Indrayudha dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang membuktikan ektrak daun KELADI TIKUS memotong rantai DNA sel kanker (menyebabkan gagal berkembang).
KELADI TIKUS DALAM PENGOBATAN KANKER
Penggunaan KELADI TIKUS (dikombinasikan dengan berbagai herbal lainnya) dalam pengobatan berbagai tipe kanker telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Meskipun keefektifan tanaman ini belum direkomendasi oleh otoritas medis, tetapi berdasarkan pengalaman dan observasi kami dari pasien yang mengkonsumsi Typhonium Plus??yaitu ramuan herbal berbahan dasar KELADI TIKUS, kami meyakini efeknya yang luar biasa.
Banyak pasien yang sekarat, setelah beberapa waktu mengkonsumsi Typhonium Plus?kondisinya berangsur membaik. Pada beberapa orang rasa sakitnya berkurang, pada orang lain demam tingginya menurun, pada beberapa orang ia memperpanjang umur, dan pada pasien kanker yang tidak dapat bangun & berjalan, setelah mengkonsumsi Typhonium Plus?dapat bangun & berjalan. Bagi pasien kemo dan radioterapi, efek samping terapi tidak terlalu kuat dirasakan dan Typhonium Plus?meningkatkan daya tahan tubuh pasien sehingga pasien dapat menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan dengan baik.
Feedback yang menguatkan dari para pasien yang telah mengkonsumsi Typhonium Plus?ini, telah memberikan secercah harapan bagi para penderita kanker.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment